Tabligh Akbar 2025 SDIT TBZ Jatimulya, Salim A Fillah : Ketakwaan Orangtua Kepada Allah Swt Menjadi Kunci Terwujudnya Generasi Qur’ani.

Thariq.sch.id- Suasana khidmat dan penuh semangat keilmuan menyelimuti Masjid Al-Quds, Jatimulya, Bekasi pada Hari Ahad (24/08/2025). Ratusan orang tua murid dan guru dari lingkungan SDIT Thariq Bin Ziyad Jatimulya berkumpul untuk mengikuti acara Tabligh Akbar yang menghadirkan penceramah dan penulis ternama, Ustadz Salim A Fillah.

Mengusung tema yang sangat relevan dengan tantangan zaman, “Mengasuh Generasi Qur’ani di Tengah Keterbatasan Waktu dan Energi,” Tabligh Akbar ini berhasil menjadi oase di tengah kesibukan para pendidik dan orangtua, baik di rumah maupun di sekolah.

Dalam tausiyahnya yang inspiratif dan menyentuh, Ustadz Salim A. Fillah mengupas tuntas berbagai kiat praktis bagi para orang tua dan guru. Beliau mengawalinya dengan membaca firman Allah Surat An-nisaa : 9

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).

Dalam ayat ini Allah Swt mengisyaratkan bahwa sebanyak apapun harta benda yang diwariskan orangtua kepada anak-anaknya sama sekali tidak menjamin akan menjadikan mereka selamat dari kerapuhan dan menjadi genarasi yang kokoh dan kuat.

Kemajuan teknologi seperti saat ini adalah tantangan tersendiri bagi orangtua dalam mendidik anak. Hal ini terjadi karena hampir semua lini kehidupan dapat digantikan oleh AI. Ustadz Salim mengatakan bahwa saat ini tidak ada yang bisa kita jadikan pegangan bagi anak-anak kita karena semua berubah dengan sangat cepat.

Beliau mengatakan bahwa dalam kondisi saat ini, satu-satunya yang dapat dijadikan pegangan adalah ketakwaan kepada Allah Swt. Ketakwaan orangtua bermanfaat untuk anak-anaknya. Bahkan juga 2 atau 3 generasi setelahnya. Berbagai cara dapat dilakukan untuk bertakwa kepada Allah Swt. Diantaranya yaitu menjaga diri dari sesuatu yang haram terutama yang dimakan, memiliki ibadah unggulan, dan senantiasa mendo’akan anak-anak dengan do’a yang baik apapun kondisinya.

“Jika kita menginginkan anak-anak kita menjadi generasi yang qur’ani, maka orangtua juga harus menjadi orangtua yang qur’ani ” ujarnya. Agar menjadi orangtua yang qur’ani, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :

1. Punyai waktu untuk pegang mushaf Al-Qur’an setiap hari walaupun sebentar. Tidak masalah tilawah menggunakan Al-Qur’an yang ada di gadget, namun memegang mushaf setiap hari tetap harus dilakukan karena anak terkadang belum bisa bedakan antara orangtua yang sedang tilawah melalui gadget atau bermain game.

2. Punyai bacaan rutin harian dari Al-Qur’an. Bisa 5 ayat pertama surat Al-Baqarah, Ayat Kursi, 3 ayat terakhir Al-Baqarah, atau bahkan Al-Fatihah dengan 3 surah terakhir juz 30. Semua boleh dilakukan asalkan rutin setiap hari.

3. Harus mulai menghafal Al-Qur’an karena anak-anak kita juga menghafal Al-Qur’an. Tidak ada alasan terlambat karena Nabi Saw baru mulai menghafal Al-Qur’an diusia 40 tahun, Abu bakar menghafal di usia 37, Utsman Bin Affan menghafal diusia 35, bahkan Abu Quhafa menghafal Al-Qur’an di usia 73 tahun. Cara menghafalnya minimal 1 ayat dalam sehari dan diulang sebanyak 300 kali. Insya Allah jika Istiqomah akan selesai dalam waktu 17 tahun.

Pererat Sinergi Melalui POMG dan Program Anak Asuh

Acara Tabligh Akbar kali ini tidak hanya menjadi ajang untuk menimba ilmu, tetapi juga untuk mempererat jalinan silaturahmi dan sinergi antara sekolah dan orang tua. Dalam kesempatan yang sama, Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) juga melakukan sosialisasi program kerja tahunan. Beberapa program kerja yang telah dilakukan oleh POMG yaitu Jum’at Berkah, Santunan kepada Yatim Piatu, dan Program Orangtua asuh.

Baca juga : Gebyar Muharram 1445 H SDIT TBZ Jatimulya, Aa Gym : Makin Ikhlas Makin Bahagia

Secara keseluruhan, kegiatan ini sukses menjadi wadah untuk mengisi kembali energi spiritual, memperkuat komitmen pendidikan, serta meneguhkan semangat kebersamaan. Para orang tua dan guru pulang dengan membawa bekal ilmu yang berharga dan semangat baru untuk terus berjuang mendidik generasi Qur’ani dambaan umat. (Humas LPIT TBZ)