Kurang lebih tujuh bulan menjelang dua tahun wafatnya almarhum (haul) pendiri dan sekaligus ketua Yayasan Thariq Bin Ziyad Bekasi, besok (25 November 2022) diperingati sebagai hari guru nasional. Mari sesaat mengenang kembali jasa guru, dai dan murobbi kita, Dr. H. Sa’duddin, MM, almarhum adalah sosok seorang guru yang melekat padanya. Sejak muda ia telah menjadi guru dan mengajar di madrasah yang ada di kampung halamannya. Selepas menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Aliyah (MA) Yayasan Pendidikan Nur El-Kasyyaf (YAPINK) pada saat itu madrasah masih terbilang jauh kualitasnya dengan sekolah pada umumnya. Tidak seperti sekarang ini, madrasah sudah mulai sejajar kualitas pendidikannya bahkan ada yang sudah lebih berprestasi dibanding lembaga pendidikan yang namanya sekolah.
Pengabdiannya menjadi guru di madrasah Diniyah dan tsanawiyah adalah pengabdian yang tulus dalam dakwah, tidak lepas dari latar belakang dirinya yang aktif dan giat berdakwah di kalangan pelajar (melalui wadah Pelajar Islam Indonesia) dan di kalangan masyarakat (melalui lembaga dakwah yang ada). Sa’duddin kecil adalah seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di kampung kelahirannya (Gabus Sriamur Tambun Utara). Sa’duddin kecil juga ternyata pernah nyantri selepas lulus dari MI yaitu di pondok pesantren At-Taqwa di bawah binaan K.H. Noer Alie (Allahu yarham). Pengalaman pendidikan di pondok pesantren selama tiga tahun (tingkat madrasah tsanawiyah) pasti telah membentuk pikiran dan jiwanya yang religi dan senang berdakwah. Memasuki jenjang pendidikan menengah atas, ia kembali sekolah di Madrasah Aliyah (MA) YAPINK di bawah tempaan K.H. Dawam. Sedangkan pelajaran tasawuf beliau dapatkan dari K.H. Mahfud di pondok atau madrasah yang sama.
Bakatnya di bidang olahraga, Sa’duddin memiliki hobi bermain bulu tangkis dan sepak bola. Bahkan pernah K.H. Ansori (kakak beliau) menasehatinya saat Sa’duddin mengalami cedera bagian lutut karena terlalu sering bermain bola. Nasehat yang lainnya beliau terima dari kakaknya lagi yaitu: “Jika kalian menjadi orang-orang yang bodoh, nanti siapa yang akan memimpin dan melakukan pembinaan di kampung kita ini”. Nasehat yang kelihatannya sederhana tapi tentu sangat mendalam bagi seorang Sa’duddin saat itu, maka beliau melanjutkan kuliah di IAIN Banten dan atas bantuan serta dukungan kakaknya beliau berhasil lulus S1 dari IAIN Banten. Sebelum mengikuti program S1 (1990), beliau mengikuti program D-3 di IAIN Sunan Gunung Jati Serang Banten (1986).
Semangat menuntut ilmunya dilanjutkan di Program Pasca Sarjana Magister Manajemen S-2 beliau diperoleh dari STIE IPWI, Jakarta (1999), sedangkan doktoral (S3) beliau diperoleh dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tahun 2009 saat beliau masih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bekasi, periode 2007-2012. Selepas menjalankan amanahnya sebagai Bupati almarhum pernah diamanahkan sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019 dan pada Pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2017 beliau dicalonkan kembali untuk menduduki kursi bupati berpasangan dengan musisi Ahmad Dani, namun taqdir Allah lebih memilihkan beliau konsen dalam dunia pendidikan dan dakwah kembali sampai akhir hayat beliau dipanggil oleh Sang Kholiq pada 16 Mei 2021, almarhum menghadap-Nya sebagai sosok guru, da’i dan murobbi dengan madrasah Thaiq Bin Ziyad nya sebagai tempat menempa putra-putri menuju generasi dicita-citakan yaitu generasi yang shaleh dan cerdas. Semoga amal jariyah ilmu yang beliau torehkan terus dikembangkan oleh generasi berikutnya. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu…[DM]
Sumber bacaan: Buku Biografi Dr. Sa’duddin, MM. oleh Dr Sukarmawan, M.Pd.
Leave a Comment