Selasa, 10 Sep 2024
  • SDIT Thariq Bin Ziyad Membangun Pribadi Shaleh & Cerdas

SILATURAHIM AWAL JELANG MASUK (SALAM) TAHUN PELAJARAN BARU SDIT THARIQ BIN ZIYAD JATIMULYA

Foto SALaM

SILATURAHIM AWAL JELANG MASUK (SALAM) TAHUN PELAJARAN BARU SDIT THARIQ BIN ZIYAD JATIMULYA

Memasuki tahun pelajaran 2022-2023 SDIT Thariq Bin Ziyad Jatimulya mengadakan kegiatan pertemuan dengan orangtua/wali murid yang bertajuk SALAM (Silaturahim Awal Jelang Masuk). Meskipun diberi nama jelang masuk, akan tetapi siswa-siswinya sudah masuk terlebih dahulu sejak hari pertama masuk (18/7), dilanjutkan dengan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Selama tiga hari MPLS, dan pada hari ini (Sabtu, 23 Juli 2022) orangtua siswa khususnya kelas 1 & 4 mereka hadir di sekolah untuk mengikuti kegiatan SALAM.

Mengapa baru kelas 1 dan 4?

Setelah masa pulihan pasca pandemi Covid-19, pemerintah mengambil kebijakan akan menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahan, khusus di SDIT Thariq Bin Ziyad Jatimulya, Bapak Kepala Sekolah dalam presentasinya menjelaskan bahwa, sekolah telah mengambil kebijakan untuk ikut serta melaksanakan program pemerintah tersebut dengan pilihan Kurikulum Merdeka memilih opsi Mandiri Belajar, yaitu dalam melaksanakan proses pendidikan sekolah mengambil sebagian dari prinsip-prinsip kurikulum Merdeka.

Diantara ciri khas kurikulum Merdeka adalah adanya pendidikan proyek belajar, program penguatan profil pelajar Pancasila (P4), program kurikuler, intrakurikuler, dan ekstra kurikuler. Dari lima tema yang ada pada Kurikulum Merdeka, sekolah memilih dua tema yang sudah disesuaikan dengan lingkunga sekolah yaitu sisi Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kearifan Lokal.

Sesuai dengan program pemerintah dalam hal penerapan kurikulum maka diawali dengan penerapan di kelas 1 dan 4, tahun berikutnya kelas 2 dan 5, dan terakhir adalah kelas 3 dan 6. sehingga selama tiga tahun berjalan baru dilaksanakan secara penuh oleh setiap level

Pada kesempatan SALAM tersebut, Kepala Sekolah juga menyampaikan tentang learning loss yang merupakan dampak pandemi covid-19, sebagaimana banyak dikemukakan para ahli pendidikan.

Kepala sekolah sangat menyadari hal tersebut, terutama di dalam pelajaran Al-Qur’an, sehingga beliau berpendapat bahwa:

“Learning Lost yang terbesar untuk kita khwatirkan pada masa pendidikan pasca pademi covid-19 adalah learning lost pendidikan (bacaan, hafalan dan akhlak) Al-Qur’an”

Sebagai solusinya beliau mengajak kepada orangtua murid untuk membuat gerakan Al-Qur’an sebagai sahabatku, selain terinspirasi oleh hadits rosulullah yang mengatakan bahwa, bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat/akhirat kepada mereka yang menjadi sahabannya (Al-Qur’an).

Geraka tersebut dilakukan dengan cara:

  1. Menyiapkan waktu antara maghrib dan insya sebagai tempat untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an
  2. Melakukan aktivitas dalam bentuk tilawah atau menghafal bersama
  3. Menjadikan tema ini sebagai kampanye bersama untuk kebaikan semua

[DM]

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR