Thursday, 27 Mar 2025
  • Membangun Pribadi Shaleh & Cerdas
  • Membangun Pribadi Shaleh & Cerdas

SPIRIT SYAWWAL JANGAN SAMPAI TANGGAL DAN TERTINGGAL

Usai Ramah Tamah
Usia ramah tamah

Secara teori, idealita dan sesuai dengan namnya bulan syawwal adalah bulan peningkatan, namun secara kenyataan, realita dan situasi, kondisi di lapangan syawwal tentu tetap tidak bisa disamakan fadhilah dan keutamaannya dengan bulan Ramadhan (awal, tengah dan akhirnya).

Namun di bulan syawwal Allah melalui Rosul-Nya telah memberikan keutamaanya tersendiri baik di tanggal 1 Syawwal (Hari Raya Idul Fitri) nya, maupun di hari-hari atau pasca sesudahnya.

Tentang hari raya tentu bagi kita umat muslim di dunia dan khususnya di Indonesia memiliki makna tersendiri dengan adanya tradisi mudik yakni pulang ke kampung halaman dengan niat silaturahim dan berbuat kebaikan kepada kedua orangtua atau karib kerabat lainnya. Dimana kita ketahui bahwa silaturahmi atau silaturahim adalah salah satu dari sekian banyak dari ajaran Allah dan Rosul-Nya.

Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)

Sebagian dari saudara kita juga memnafaatkan momentum hari raya idul fitri selain untuk bersilaturahim berziarah kepada karib kerabat yang masih hidup juga digunakan untuk ziyarah kubur, mendoakan orangtua atau karuhun yang sudah lebih dahulu meninggalkan kita.

Suasana dalam kondisi ketaqwaan dan fitrah yang bertabur keimanan, permaafan dan pahala benar-benar dimanfaatkan untuk kebaikan diri, keluarga dan karib kerabat kita, sesuai ajaran Nabi dan Rosul kita bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ ابنِ مَسْعُوْد عَنِ النَّبِي ﷺ أَنَّهُ قَالَ اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ وَعِبَادِيْ اللَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ أَشْهِدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ. فَيُنَادِي مُنَادٍ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْا اِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ. فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِيْ صُمْتُمْ لِيْ وَأَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ.

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad ﷺ, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.

Suasana lebaran hari raya Idul Fitri seyogyanya juga menjadikan kita lebih bersyukur atas nikmat lahir dan batin. dengan cara berbuat kebaikan dan sedekah, bahkan sekain dua hari raya setiap tahunnya, momentum kebaikan dan syukur itu hadir di setiap pekannya yaitu hari Jumat. Alhamdulillah di tengah masyarakat kita saat ini sudah mulai banyak bermunculan syiar jumat berkah atau sejenisnya yang tidak lain adalah akan lebih banyak lagi menambah kebaikan dan manfaat untuk masyarakat di sekitarnya.

Syekh Sulaiman mengatakan: فائدة: جعل اللّه للمؤمنين في الدنيا ثلاثة أيام: عيد الجمعة والفطر والأضحى، وكلها بعد إكمال العبادة وطاعتهم. وليس العيد لمن لبس الجديد بل هو لمن طاعته تزيد، ولا لمن تجمل باللبس والركوب بل لمن غفرت له الذنوب.

Artinya, “Faidah: Allah swt menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu, hari raya jum’at, hari raya Fitri, dan Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya. Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakaian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami alal Khatib, juz 5, h. 412)

Tidak hanya di saat hari rayanya, pasca hari raya idul fitri yakni hari-hari setelahnya, kita juga diberikan keutamaan ibadah puasa enam hari di bulan Syawwal, apakah secara berurutan atau pun longkap-longkap waktunya yang penting masih di bulan Syawwal.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist riwayat Muslim, yaitu:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، – رضى الله عنه – أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ ‏”

Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.” (HR Muslim).

Semoga kita diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal dan bisa mempertahankan nilai-nilai ibadah Ramadhan yang kita laksanakan selama sebulan penuh baik yang terkait dengan nilai kesyukuran maupun nilai kesabaran. Di tengah suasana yang fitri dan halal-bihalal di setiap tempat, waktu dan komunitas kita mengaturnya untuk tetap menjalankan ibadah sunah yang diajarkan. [DM]

Wallahu a’lam.

SPIRIT SYAWWAL JANGAN SAMPAI TANGGAL DAN TERTINGGAL

Secara teori, idealita dan sesuai dengan namnya bulan syawwal adalah bulan peningkatan, namun secara kenyataan, realita dan situasi, kondisi di lapangan syawwal tentu tetap tidak bisa disamakan fadhilah dan keutamaannya dengan bulan Ramadhan (awal, tengah dan akhirnya).

Namun di bulan syawwal Allah melalui Rosul-Nya telah memberikan keutamaanya tersendiri baik di tanggal 1 Syawwal (Hari Raya Idul Fitri) nya, maupun di hari-hari atau pasca sesudahnya.

Tentang hari raya tentu bagi kita umat muslim di dunia dan khususnya di Indonesia memiliki makna tersendiri dengan adanya tradisi mudik yakni pulang ke kampung halaman dengan niat silaturahim dan berbuat kebaikan kepada kedua orangtua atau karib kerabat lainnya. Dimana kita ketahui bahwa silaturahmi atau silaturahim adalah salah satu dari sekian banyak dari ajaran Allah dan Rosul-Nya.

Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)

Sebagian dari saudara kita juga memnafaatkan momentum hari raya idul fitri selain untuk bersilaturahim berziarah kepada karib kerabat yang masih hidup juga digunakan untuk ziyarah kubur, mendoakan orangtua atau karuhun yang sudah lebih dahulu meninggalkan kita.

Suasana dalam kondisi ketaqwaan dan fitrah yang bertabur keimanan, permaafan dan pahala benar-benar dimanfaatkan untuk kebaikan diri, keluarga dan karib kerabat kita, sesuai ajaran Nabi dan Rosul kita bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ ابنِ مَسْعُوْد عَنِ النَّبِي ﷺ أَنَّهُ قَالَ اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ وَعِبَادِيْ اللَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ أَشْهِدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ. فَيُنَادِي مُنَادٍ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْا اِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ. فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِيْ صُمْتُمْ لِيْ وَأَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ.

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad ﷺ, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.

Suasana lebaran hari raya Idul Fitri seyogyanya juga menjadikan kita lebih bersyukur atas nikmat lahir dan batin. dengan cara berbuat kebaikan dan sedekah, bahkan sekain dua hari raya setiap tahunnya, momentum kebaikan dan syukur itu hadir di setiap pekannya yaitu hari Jumat. Alhamdulillah di tengah masyarakat kita saat ini sudah mulai banyak bermunculan syiar jumat berkah atau sejenisnya yang tidak lain adalah akan lebih banyak lagi menambah kebaikan dan manfaat untuk masyarakat di sekitarnya.

Syekh Sulaiman mengatakan: فائدة: جعل اللّه للمؤمنين في الدنيا ثلاثة أيام: عيد الجمعة والفطر والأضحى، وكلها بعد إكمال العبادة وطاعتهم. وليس العيد لمن لبس الجديد بل هو لمن طاعته تزيد، ولا لمن تجمل باللبس والركوب بل لمن غفرت له الذنوب.

Artinya, “Faidah: Allah swt menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu, hari raya jum’at, hari raya Fitri, dan Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya. Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakaian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami alal Khatib, juz 5, h. 412)

Tidak hanya di saat hari rayanya, pasca hari raya idul fitri yakni hari-hari setelahnya, kita juga diberikan keutamaan ibadah puasa enam hari di bulan Syawwal, apakah secara berurutan atau pun longkap-longkap waktunya yang penting masih di bulan Syawwal.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist riwayat Muslim, yaitu:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، – رضى الله عنه – أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ ‏”

Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.” (HR Muslim).

Semoga kita diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal dan bisa mempertahankan nilai-nilai ibadah Ramadhan yang kita laksanakan selama sebulan penuh baik yang terkait dengan nilai kesyukuran maupun nilai kesabaran. Di tengah suasana yang fitri dan halal-bihalal di setiap tempat, waktu dan komunitas kita mengaturnya untuk tetap menjalankan ibadah sunah yang diajarkan. [DM]

Wallahu a’lam.

This article have

0 Comment

Leave a Comment

 

Agenda

10
Jan 2025
time : 09:45
Agenda is expired
22
Jul 2024
time : 08:00
Agenda is expired

Video Profile

School Info

SDIT Thariq Bin Ziyad Jatimulya

NPSN 20253285
JL. MELATI UJUNG BLOK J PERUMAHAN JATIMULYA, Kec. Tambun Selatan, Kab. Bekasi
PHONE 02182418611
WHATSAPP 622182418611